Atom berasal
dari bahasa Yunani “atomos” yang
artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Suatu benda
dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, jika pembagian ini
diteruskan, maka menurut logika pembagian itu akan sampai pada batas yang
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, demikian pendapat Demokritus (460-370-S.M)
Bagian terkecil
yang tidak dapat dibagi lagi disebut: ATOM
Konsep atom yang
dikemukakan oleh Demokritus murni
sebagai hasil pemikiran semata, tanpa disertai adanya percobaan. Namun gagasan
ini telah menjadi pembuka pintu ke arah penemuan baru menuju ke jenjang yang
lebih tinggi.
Gagasan atom Demokritus menjadi tantangan
fisikawan-fisikawan untuk mengalihkan perhatiannya ke arah mikrokosmos yang
pada saat itu belum terjamah.
Awal abad ke-19,
John Dalton (1766-1844) telah
melaksanakan percobaan-percobaan yang menunjang konsep atom.
Konsep atom menurut Dalton:
- Atom adalah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Atom suatu unsur semuanya serupa, dan tidak dapat berubah menjadi atom unsur yang lainnya.
- Atom-atom unsur yang berlainan dapat membentuk molekul. Ketika terjadi reaksi, atom-atom itu berpisah tetapi kemudian bergabung kembali dengan susunan yang berbeda dengan susunan semula. Pada reaksi itu atom-atom bergabung menurut perbandingan tertentu.
- Bila dua macam atom membentuk dua macam persenyawaan atau lebih maka atom-atom sejenis dalam persenyawaan itu mempunyai perbandingan yang sedrhana.
Pengembangan
atom saat itu telah memperkenalkan kita pada susunan dan sifat-sifat atom, cara
mengadakan reaksi dan senyawa-senyawa yang terbentuk.
Sekarang telah
dikenal ukuran dan massa
atom, energi antar atom dan pertikel-partikel terkecil yang membentuk atom.
Atom sebagai bagian terkecil suatu zat sudah tidak sesuai lagi dengan
hasil-hasil percobaan-percobaan masa kini.
Partikel
sub-atomik pertama yang dikenal adalah elektron.
Suatu penemuan oleh percobaan J.J Thomson (1856-1940). Sehubungan dengan
penemuan J.J Thomson menyangkal teori
yang dikemukakan oleh Dalton.
Menurut Thomson
atom itu terdiri atas muatan positif yang merata diseluruh atom, muatan ini
di-netral-kan oleh muatan negatif yang tersebar merata pula diseluruh atom.
Model ini tidak dikembangkan karena tidak sesuai dengan hasil percobaan Rutherford.
Pelucutan Gas
Adalah peristiwa
mengalirnya muatan-muatan listrik di dalam tabung lucutan gas pada tekanan yang
sangat kecil.
Sebuah tabung
lucutan adalah tabung yang berisi udara, didalam tabung berisi
elektrode-elektrode, yang biasanya disebut anoda dan katode. Udara dalam tabung
ini tidak dapat mengalirkan arus listrik walaupun ujung-ujung elektroda
tersebut dihubungkan dengan induktor
Ruhmkorf.
Ingat !!! bahwa Katoda (-) Anoda (+)
Keadaan akan berubah jika udara dalam tabung
dikeluarkan sehingga tekanan udara menjadi kecil dan letak-letak molekul udara
manjadi renggang.
Pada tekanan 4
cm Hg dalam tabung memancarkan cahaya merah-ungu.
Cahaya ini akan menghilang sejalan denga semakin kecilnya tekanan.
Pada tekanan
0,02 mm Hg udara dalam tabung tidak lagi memancarkan cahaya namun kaca dimuka
katoda berpendar kehijauan.
Crookes berpendapat bahwa dari katoda
dipancarkan sinar yang tidak tampak yang disebut Sinar katoda. Sinar katoda dapat di pelajari karena bersifat
memendarkan kaca.
Sinar Katoda adalah arus elektron dengan
kecepatan tinggi yang keluar dari katoda.
Sifat sinar Katoda:
- Memiliki Energi
- Memendarkan kaca
- Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.
- Jika ditembakkan pada logam menghasilkan sinar X
- Bergerak cepat menurut garis lurus dan keluar tegak lurus dari Katoda.
Simpangan sinar
katoda dalam medan
listrik dan medan
magnet menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif.
Thomson dapat
menunjukkan bahwa partikel sinar katoda itu sama bila katoda diganti logam
lain. Jadi partikel-partikel sinar katoda ada pada setiap logam yang disebut elektron.
Tanpa mngenal
lelah dan menyerah, akhirnya Thomson dapat mengukur massa elektron, ternyata muatan elektron
1,6021.10-19 Coulomb dan massa
elektron 9,1090.10-31 Kg.
Terjadinya sinar
katoda dapat diterangkan sebagai berikut:
Pada tekanan
yang sangat kecil, letak molekul-molekul udara sangat renggang, dalam
gerakannya menuju katoda (-), ion-ion positif membentur katoda dengan kecepatan
tinggi.
Benturan-benturan
tersebut mengakibatkan terlepasnya elektron-elektron dari logam katoda.
Teori Rutherford
Dalam
percobaannya, Ernest Rutherford (1871-1937)
menembakkan partikel α (alfa) pada kepingan emas yang tipis dengan tebal 1/100
mm. partikel alfa adalah partikel ang mempunyai massa 7000 kali massa elektron.
Hasil pengamatan
menunjukkan adanya partikel-partikel yang dihamburkan, dibelokkan dan
dipantulkan. Adalah sangat mustahil jika partikel alfa dibelokkan oleh elektron
yang massanya sangat kecil.
Berdasarkan
hasil experimennya, Rutherford menyangkal
teori atom J.J Thomson.
Pada tahun 1911
ia menyusun model atom yang baru.
Model atom menurut Rutherford:
- Atom sebagian besar tediri dari ruang hampa dengan satu inti yang bermuatan positif dan satu atau beberapa elektron yang beredar disekitar inti,
seperti
Planet-Planet yang bergerak dalam sistem tata surya. Massa atom sebagian besar terletak pada
intinya.
- Atom secara keseluruhan bersifat netral,
muatan
positif pada inti sama besarnya dengan muatan elektron yang beredar di
sekitarnya. Muatan positif pada inti besarnya sama dengan nomer atom dikalikan
dengan muatan elementer.
- Inti dan elektron tarik-menarik,
Gaya tarik menarik ini
merupakan gaya
centripetal yang mengendalikan gerak elektron pada orbitnya masing-masing
seperti grafitasi dalam tata surya.
- Pada Reaksi kimia, inti atom tidak mengalami perubahan,
Yang mengalami perubahan ialah elektron-elektron pada
kulit terluar.
Ion + adalah atom yang kekurangan elektron (telah
melepas e)
Ion – adalah atom yang kelebihan elektron (menyerap e).
MASSA dan MUATAN ELEKTRON
J.J Thomson
(1856-1940) menamakan partikel bermuatan negatif tersebut dengan elektron. Sekitar tahun 1897, beliau
yang pertama kali menentukan perbandingan antara muatan dan massa elektron. Thomson menggunakan prinsip
bahwa partikel-partikel yang bergerak melalui medan magnetik akan dibelokkan.
Gambar diatas
menunjukkan skema rangkaian peralatan yang digunakan oleh Thomson. Jika sebuah
partikel bermuatan e dan kecepatan v memotong tegak lurus daerah medan magnetik B, maka
partikel akan menempuh lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari
r= dengan m dan e adalah massa dan muatan
partikel, sehingga perbandingan adalah
r dan B dapat
diukur, sedangkan v belum diketahui.
Untuk mengukur v
digunakan Spektrometer massa.
Partikel
bermuatan e yang diletakkan dalam medan
listrik akan mengalami gaya
listrik sebesar Flistrik = e.E
partikel bermuatan ini akan menyimpang dalam medan listrik. Penyimpangan ini dapat
ditiadakan dengan memasang medan
magnetik B dan kapasitor, yang arah garis gayanya tegak lurus dengan arah medan listrik E. alat ini
disenut sebagai Selektor kecepatan. Karena
dapat memilih kecepatan partikel yang akan diteruskan.
Partikel
bermuatan mula-mula dikirim melalui sebuah alat
Selektor
kecepatan. Kemudian partikel ini memasuki daerah medan magnetik B0 (mengarah
kedalam kertas). Hal ini menyebabkan ion bergerak dengan lintasan setengah
lingkaran dan menumbuk film fotografik di P.
Medan magnetik B akan menghasilkan gaya Lorentz sebesar FLorentz
= B.e.V inilah gaya
yang meniadakan gaya
listrik, sehingga elektron dalam kapasitor tetap berjalan lurus.
Maka:
Flistrik
= FLorentz
e.E
= B.e.V
E dan B dapat
diukur, sehingga kecepatan partikel dapat ditentukan. Dengan demikian dapat
diketahui nilai perbandingan Thomson mendapat hasil
=1,7588.1011 Coulomb Kg-1
Percobaan tetes minyak Millikan (Millikan Oil Drop)
J.J Thomson
berhasil menentukan nilai elektron, tetapi belum
berhasil mengukur besar muatan e elektron. Orang yang berhasil menentukan besar
muatan elektron adalah Robert Andrew
Millikan yang terkenal dengan experimen tetes minyak.
Diagram Skematik
peralatan Millikan ditunjukkan pada gambar disamping ini :
Dua keping logam
paralel horisontal A dan B diisahkan dengan jarak d dalam orde milimeter.
Minyak disemprotkan pada bagian atas keping dan ada beberapa tetes minyak yang
memasuki lubang kecil pada keping A.
Sinar cahaya
diarahkan horisontal diantara keping-keping. Sebuah teleskop diatur sehingga
sumbunya tegak lurus pada sinar cahaya. Minyak yang jatuh disinari oleh cahaya
sehingga dapa diamati melalui teleskop. Tetes itu terlihat seperti bintang
kecil yang sangat terang, jatuh perlahan dengan suatu kecepatan terminal.
Kecepatan minyak dapat ditentukan melalui hubungan berat minyak dengan gaya hambat udara karena
kekentalannya.
Metode sederhana
untuk mengukur muatan tetes minyak yang jatuh adalah sebagai berikut.
Anggap tetes
minyak bermuatan negatif. Keping-eping diberi beda potensial sehingga antara
keping-keping terdapat medan
listrik kebawah sebesar: dengan mengatur medan listrik E dapat
dihasilkan gaya
listrik F= E.q yang tepat sama dengan berat tetes minyak m.g maka dalam keadaan
ini, tetes minyak akan diam.
Flistrik
= berat tetes minyak
E.q = m.g
massa
tetes minyak sama dengan hasil kali massa
jenis dan volumenya (Bola) ; sehingga
semua besaran yang terdapat di ruas
kanan dapat diukur, kecuali jari-jari tetes minyak r, orde tetes minyak 10-5cm
sehingga terlalu kecil untuk diukur langsung, jari-jari ini dapat kita hitung
dengan mengukur kecepatan terminal Vt
tetes minyak, karena tetesminyak jatuh melalui jarak d diukur dari garis acuan
dalam okuler teleskop.
Kecepatan
terminal adalah saat berat m.g tepat setimbang dengan gaya hambat kekentalan udara f. gaya kekentalan sebuah bola
dengan jarijari r yang bergerak dengan kecepatan v dalam suatu fluida dengan
kekentalan η (theta), diberikan oleh
Hukum Stokes sebagai:
f= 6 π.η.r.v
Dengan demikian:
m.g=f
.rho.g = 6 π.η.r.vt
jika r3 ini kita masukkan ke dalam persamaan
(q=…), kita dapatkan:
Millikan dan
asistennya mengukur ribuan tetes minyak. Ia mendapatkan bahwa dalam batas
kesalahan percobaan setiap tetes selalu memiliki muatan yang sama denga
kelipatan muatan elementer (e) dan tidak pernah bernilai desimal kelipatannya
(e,2e,3e,…).
Nilai muatan e
yang didapat oleh Millikan adalah:
e=1,602192.10-19Coulomb
= 1,6.10-19 Coulomb
Demikianlah
model atom Rutherford dianggap lebih baik
daripada model atom Thomson.
Walaupun
demikian model atom Rutherford masih harus diuji
dengan percobaan-percobaan.
Menurut
Rutherford, elektron-elektron beredar di sekeliling inti.
Sebagai contoh:
Atom Hidrogen
adalah atom yang paling sederhana, karena hanya ada satu elektron.
Gambar hal 25 jika
jari-jari lintasan elektron r
Energi
potensial elektron pada orbitnya
e
adalah muatan elementer.
Gaya tarikmenarik antara inti dan elektron
sama dengan gaya
centripetal yang bekerja pada elektron.
jadi
m adalah massa elektron
Energi
kinetik elektron pada orbitnya
Energi total elektron E = Ep+Ek
Dari bahasan
diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa semakin kecil jari-jari orbit elektron,
semakin kecil pula energinya. Gerakan elektron adalah arus listrik, akibat
gerakan elektron atom maka terjadi medan
magnet. Sehinggga perubahan medan
magnet menimbulkan perubahan medan
listrik. Dengan perkataan lain, gerakan elektron menimbulkan gelombang
elektromagnetik.
Jadi selama
elektron beredar, senantiasa dipancarkan energi berupa gelombang
elektromagnetik, energi elektron semakin mengecil dengan sejalan dengan
mengecilnya jari-jari elektron
Lintasan
elektron tidak lagi berupa lingkaran, tetapi berupa pilin (seperti Obat Nyamuk)
yang pada akhirnya elektron jatuh ke dalam inti jadi atom itu tidak stabil.
Hal itulah yang
merupakan kelemahan pertama terhadap teori Rutherford.
Bila lintasan
elektron semakin menciut, periode putaran elektron menjadi semakin kecil,
Frekwensi
gelombang yang dipancarkan berubah pula. Pengamatan menunjukkan bahwa spektrum
uap hidrogen terdiri atas garis-garis yang frekuensinya tertentu.
Hal itulah yang
juga merupakan kelemahan kedua terhadap teori Rutherford.
Spektrum uap Hidrogen
Pengamatan
spektroskopis menunjukkan bahwa spektrum gas Hidrogen terdiri atas deretan
garis-garis. Deretan garis ini diberi nama menurut orang yang menemukannya
Secara Empirik,
Balmer menemukan rumus yang cocok dengan panjang gelombang deretan Balmer.
n=3,4,5,…
dst.
Rumus ini oleh Rydberg diperbaiki
menjadi
R
adalah tetapan Rydberg = 1,097.10-3 Ao
n=3,4,5,…
dst
Rumus ini sesuai pula untuk deret
Lyman dan Paschen
Untuk deret Lyman diganti dengan dan n=2,3,4,…dst.
Untuk deret Paschen diganti dengan dan n= 4,5,6,…dst.
Model atom Bohr
Hasil pengamatan
spektroskopis terhadap spektrum atom Hidrogen telah membuka kelemahan-kelemahan
model atom Rutherford.
Dari kenyataan
ini dapat ditafsirkan beberapa kemungkinan:
- Model atom Rutherford salah, atau
- Teori Elektrodinamika klasik salah, atau
- Model atom Rutherford dan teori Elektrodinamika klasik hanya berlaku untuk batas-batas tertentu.
Pada tahun 1913,
Niels Bohr (1885-1962) menyusun model atom Hidrogen berdasarkan model atom Rutherford dan teori Kuantum.
MODEL ATOM BOHR.
DIBUAT BERDASARKAN dua POSTULATNYA
YAITU :
1.
Elektron tidak dapat berputar dalam lintasan yang
sembarang, elektron hanya dapat berputar pada lintasan tertentu tanpa
memancarkan energi. Lintasan ini
Disebut lintasan
stasioner. Besar momentum anguler elektron pada lintasan
Stasioner ini
adalah : mvr =
n disebut bilangan kwantum (kulit) utama.
2.
Elektron yang menyerap energi (foton) akan berpindah ke
lintasan yang ener-
ginya tinggi, dan
sebaliknya.
Jari-jari lintasan elektron
elektron yang jari-jari lintasannya r
memilik momentum
Anguler
sebesar mvr =
Maka
Energi
kinetiknya:
½
m.v2 = ½ k
Bila
nilai m,e,k dan h kita substitusikan diperoleh:
r=n2
. 5,28.10-11meter
untuk
n= 1,2,3,… dst. r= 5,28.10-11m, 4. 5,28.10-11m, 9. 5,28.10-11m , … 5,28.10-11m
Perbandingan
jari-jari lintasan elektron
r1
: r2 : r3 : … = 12 : 22 :32
: ….
Kesimpulan
Jari-jari lintasan (Kwantum) utama elektron berbanding sebagai kwadrat bilangan
asli.
Spektrum gas Hidrogen menurut Bohr
Bila elektron
meloncat dari lintasan yang energinya tinggi (B) ke lintasan yang energinya
rendah, dipancarkan energi sebesar h.f
h.f
= EB-EA
adalah bilangan tetap.
Rumus diatas mirip dengan rumus
Balmer
Dengan ketentuan bahwa:
Deret Lyman (Ultra Ungu) nA = 1 nB = 2, 3, 4 ….
Deret Balmer (Cahaya
tampak) nA = 2 nB = 3, 4, 5, ….
Deret Paschen
(Inframerah I) nA =
3 nB = 4, 5, 6, ….
Deret Brackett
(Inframerah II) nA =
4 nB = 5, 6, 7, ….
Deret Pfund
(Inframerah III) nA
= 5 nB = 6, 7, 8,
….
Energi Ionisasi
Untuk membangkitkan elektron dari
Kwantum na ke kwantum nb diserap energi sebesar:
E= EB-EA
=
=
Dengan
mensubstitusikan nilai m,e,k,h maka diperoleh
Bila elektron terbangkit sampai
kwantum, maka elektron itu lepas dari lingkungan atom dan atom tersebut menjadi
ion (+).
Energi yang diserap untuk
meng-ion-kan atom disebut Energi
Ionisasi.
Besar
Energi Ionisasi atom Hidrogen:
untuk n=1 besar
E = 13,6 eV
Jadi bagi atom H
dapat ditulis
H + 13,6 eV H+ + e-
Sebaliknya jika
ion Hidrogen mengikat sebuah elektron akan dipancarkan energi sebesar:
Besar
Frekwensi foton yang dipancarkan
untuk n=2
diperoleh frekwensi yang sesuai dengan salah satu deret balmer.
Bohr dan Stoner
menyusun model atom-atom lainnya berdasarkan model atom Hidrogen. Lintasan
elektron dengan bilangan kwantum n=1,2,3,…dst. Disebut kulit (K,L,M,N,…)
Tiap kulit
elektron hanya dapat diisi paling banyak oleh 2n2 elektron-elektron,
n adalah bilangan kwantum utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar